Showing you care .....

Knowing you are giving comfort and strength to the loved ones left behind should quell any concerns you may have about the exact wording of the message...........

Tuesday, June 14, 2005

Pendapat setalah baca Buku Ayat-ayat Cinta

karya penulis Indonesia Habiburrahman El Shirazy "Ayat-ayat Cinta".

Buku pertama aku baca beberapa halaman, sebel dengan Muawiyah terhadap para ahlul-bait, keturunan Nabi Muhammad saw.

membaca komentar2 para tokoh yang sudah membacanya membuat jadi males untuk mengambilnya. Tapi berhubung kok pada tertarik dan bos dikantor dah baca.,.....ya sudah tak baca saja.....

isinya :

Bercerita tentang mahasiswa2 Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Mesir, sesuai dengan latar belakang dari penulisnya sendiri. Mendengar itu mungkin yang terbayang adalah suatu kisah yang sedikit berjarak dengan pembacanya karena perbedaan budaya.

Meski bersetting di negara yang berbahasa arab, ungkapan dalam bahasa arab yang dipakai tidak terlalu berlebihan, malah disana-sini digunakan juga bahasa inggris dan jerman dalam dialog tokoh2nya.

Pembaca akan serasa mengalami sendiri saat Fahri melakukan perjalanan dengan metro (kereta listrik) dari satu sudut kota Cairo ke sudut yang lain setiap harinya. Ikut merasakan beban tugas Fahri yang menumpuk. Ikut merasakan kehangatan persaudaraan dengan teman2 serumah yang sama2 dari Indonesia. Merasakan panasnya Cairo pada puncak musim panasnya. Terheran-heran ketika Fahri di-"tari rabi" (ditawari menikah - red. .. eh ini basa jawa bukan basa arab :p). Emosi “nyung-nyung” mengikuti “nasib” yang dijalani Fahri.

Dalam bab-bab awal banyak bercerita tentang kehidupan keseharian Fahri yang sedang menyelesaikan S2-nya. Tahapan perkenalan ini mengalir datar tapi lumayan dech. Datar karena hampir tanpa konflik yang berarti, bahkan aku hampir mengambil kesimpulan bahwa membaca novel ini seperti membaca diary kehidupan yang biasa saja dari seorang santri calon da'I (hehehe). Lumayan bagus karena semuanya dialirkan dalam hikmah2 yang adem (sejuk gitu lho...mengenai kehidupan islami).

Tapi ternyata kisah ini tidak sedatar itu. Seketika ceritanya terbang tinggi (kok bahagia amat yang tidak terduga!!!). Dan aku agak kecewa dengan kok terbangnya terlalu fantastis itu, (kata2 beberapa yang baca katanya isinya sederhana dan membumi.............kok aku ndak nemu yak.....ckckck).

Tapi kemudian dengan seketika juga, cerita berbalik jatuh terbanting ke bawah. Kaget!!!!!!!!!!! Semua yang diceritakan di awal, yang aku anggap remeh-temeh sekedar pelengkap dalam menceritakan kehidupan Fahri ternyata akhirnya menjadi ceritanya si fachri.

Sayangnya pada terakhir, kok kurang memuaskan. Pengakuan yang mengakhiri semua penderitaan mestinya bisa dibuat lebih tajam dengan situasi yang lebih dramatis.


Orang yang mampu membuat rekayasa (noura) seperti itu harusnya sedang mengalami gangguan mental (ckckck) dan akan mengalami goncangan dahsyat ketika akhirnya semuanya terbongkar. Tapi nggak tuh....

Dari judul dan covernya, "cinta" tampaknya menjadi topik utama. Tapi jangan membayangkan cinta bak roman2 cinta picisan, novel ini bukan tentang cinta seperti itu. Batasan akhlak dan etika Islam benar2 diberlakukan disini. Cinta yang dituturkan walau tidak vulgar ketika telah dihalalkan, yakni saat Fahri telah menikah. Di awal hingga pertengahan aku bahkan sama sekali lupa kalau judulnya adalah "Ayat2 Cinta" ........hehehehe.

Novel ini banyak membahas tentang kedudukan perempuan dalam Islam lengkap dengan dalil2nya, meski tokoh utamanya adalah laki-laki. Sebagian dibahas secara langsung melalui diskusi antara Fahri dengan teman2 wanitanya baik sesama muslim maupun non-muslim. Dari hukum memukul istri hingga poligami. Sebagian lagi ditampilkan dalam perilaku Fahri dalam berinteraksi dengan teman2 wanitanya, yang tetap menjaga tata cara pergaulan antar lawan jenis dalam batasan akhlak yang islami.

Tapi yang agak aneh, ada kesan wanita2 dalam novel ini terkesan lebih agresif dalam batas tertentu dibanding tokoh2 prianya. Fahri sampai2 menerima pernyataaan jatuh cinta dari empat orang wanita (4 !!!.......waduh.....nurul, noura, maria dan aisya) melalui surat ataupun secara tidak langsung melalui orang lain (duh.... ). Sementara Fahri dan teman2 prianya tampak tidak terlalu memusingkan tentang jodoh, biarkan datang pada saatnya. Sebelnya .............waktu tau, kalo fahri ini maunya dengan nurul, tapi nggak berani bilang, waktu mo nikah beberapa jam lagi......dia baru tahu kalo nurul juga suka dia.......terus dia bilang..........kenapa nggak dari dulu nurul bilang ke dia..........dia tidak perlu sholat untuk nentuin siapa yang akan jadi istrinya.....(nah....sebel kan........kok nyalahin cewek........pake bilang dia karena orang jawa jadi nggak PD krn si nurul itu Kyai kondang.........perasaan dimana2 yang namanya orang timur (termasuk jawa gitu lho)........perempuan yang ngomong duluan itu masih dibilang “tabu”........kok ya fahri dari indonesia .........harus nunggu cewek dulu yang bilang........!!!!!!......)

Nilai plus :

Disini diterangkan tentang kedudukan perempuan dalam Islam.

lengkap dengan dalil2nya.